Mohon Kritik dan Sarannya Untuk Kemajuan Blog Ini

Mahasiswa Yang Hanya Berani Ngomong di Belakang

Negara kita adalah Negara demokrasi. Setiap orang berhak menyampaikan pendapatnya. Baik itu melalui tulisan maupun langsung secara lisan. Melaui tulisan bisa dengan cara mengirim ke media cetak, seperti koran, bulletin, majalah dan sebagainya. Langsung secara lisan bisa dengan cara dialog, orasi dan berujuk rasa, serta juga bisa dengan telepon interaktif pada acara-acara tertentu. Baik itu di radio maupun televisi (TV).

Dalam situasi bangsa kita sekarang yang carut-marut dan tak pernah putus dirundung masalah. Masalah demi masalah silih berganti menyambangi negeri muslim terbesar di dunia ini. Belumlah selesai masalah yang satu, telah datang pula masalah yang lain. Masalah-masalah tersebut telah mewarnai media cetak dan eloktronik di tanah air. Masalah-masalah tersebut telah menyedot perhatian public.


Masyarakat telah lelah dan muak mengikuti permasalahan tersebut di media massa.
Tentu diperlukan suara-suara kebenaran (kebenaran yang sesungguhnya), kritik yang membangun dan jalan pemecahannya (problem solving ). Baik dari kalangan mahasiswa, tokoh masyarakat (figure public ), maupun suara akar rumput (grass root ). Sehingga bangsa kita yang telah sarat dengan beban permasalahan ulah oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab itu bisa berangsur-angsur membaik.

Sekarang bukan lagi zaman orde baru (ORBA), sekarang adalah kebebasan untuk menyatakan pendapat. Zaman Orde Baru memang semua bungkam. Media masa tidak berani membuka borok pemerintah. Sehingga pada waktu itu media massa hanya mengangkat kebaikan pemerintah saja. Kampus-kampus bungkam tanpa kata. Dan orang-orang yang masih mempunyai akal sehat terpaksa diam seribu bahasa. Daripada hilang malam tanpa jejak.

Tapi anehnya sekarang, setelah bebas menyatakan pendapat. Malah sebagaian mahasiswa hanya berani ngomong di kantin, dan di warung kopi. Dan omongan mereka hanyalah mengira-ngira dan tidak ada kontribusi untuk perubahan bangsa. Jadi di sini ibarat pepatah “anjing menggonggong kafilah berlalu ”. Omongan-omangan mahasiswa hanya menjadi sampah, hanya berani menyerukan aspirasi dari belakang tanpa berbuat apa-apa.

Dalam menyampaikan pendapat harus beradab dan tidak melanggar etika. Karena sering kita jumpai di media massa, banyak anak bangsa dalam menyampaikan pendapat menggunakan cara-cara kekerasan (anarkis).

Semoga kedepan bangsa ini mau belajar dari kesalahan masa lalu. Kesalahan-kesalahan masa lampau jangan samapai terulang lagi. Dan mahasiswa harus berani menyampaikan pendapat. Bukan hanya berani berbicara di belakang, karena itu tidak ada gunanya. Karena omongan di belakang, hanyalah omongan ompong..
Share this article on :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sahabat-sahabat blogger sudah menyempatkan diri untuk berkunjung di blog saya.

Silahkan sahabat-sahabat tinggalkan jejak pada kotak komentar di bawah ini.

Jadilah Komentator yang baik.

Komentar yang mengandung spam akan saya hapus.

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
 
© Copyright 2010-2011 D i t h a All Rights Reserved.
Template Design by Ditha | Published by Ditha Templates | Powered by Dithaisper.blogspot.com.