Mohon Kritik dan Sarannya Untuk Kemajuan Blog Ini

Rumah Sakit se-Indonesia akan Dinilai Kinerjanya

Untuk pertama kalinya pemerintah akan memeriksa seluruh fasilitas kesehatan yang meliputi rumah sakit, puskesmas dan laboratorium. Sekitar 10.000 fasilitas kesehatan akan dinilai untuk mengetahui yang kualitasnya masih di bawah standar.

Fasilitas kesehatan yang akan diperiksa dalam Riset Fasilitas Kesehatan (Rifas) 2010-2011 mencakup 1.523 rumah sakit milik pemerintah, BUMN dan swasta. Selain itu, Rifas juga akan mencakup 9.005 Puskesmas dan 717 laboratorium mandiri yang tersebar di 500 kabupaten/kota se-Indonesia.



Penilaian dalam Rifas 2010-2011 ini akan difokuskan untuk melihat kecukupan dan ketepatan penyediaan fasilitas kesehatan berikut kinerjanya. Aspek yang dinilai di antarnya meliputi sumber daya manusia, pembiayaan, sarana, peralatan dan obat-obatan.

Hasil penilaian akan diolah dalam bentuk indeks kinerja baik untuk Rumah Sakit (IK-RS), Puskesmas (IK-Puskesmas) dan Laboratorium (IK-Laboratorium. Dari indeks tersebut, Kementerian Kesehatan akan menyusun peringkat fasilitas kesehatan untuk menentukan mana yang kualitasnya masih di bawah standar.

Meski demikian, Kepala Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemenkes, D Anwar Musadad mengatakan bahwa daftar peringkat tersebut tidak akan serta merta dipublikasikan ke masyarakat. Ada beberapa tahap yang perlu dikonfirmasi sebelum diumumkan.

"Memang akan kelihatan mana yang terbaik dan mana yang terburuk, katakanlah demikian. Tapi sebenarnya hasil Risfas ini lebih ditujukan untuk perbaikan kinerja fasilitas kesehatan yang bersangkutan," ungkap Anwar dalam jumpa pers di Gedung Kemenkes, Jakarta, Jumat (11/3/2011).

Rifas yang baru pertama kali diadakan secara menyeluruh oleh Kemenkes ini sudah dirancang dan dipersiapkan sejak tahun 2010. Namun pelaksanaanya baru akan dimulai tahun ini dan diharapkan seluruh data sudah terkumpul dan siap dianalisis sebelum Agustus 2011.

Untuk mendanai Rifas 2010-2011, Kemenkes menganggarkan biaya yang cukup besar yakni Rp 99,5 miliar. Namun Anwar menilai jumlah ini tidak seberapa besar dibandingkan anggaran untuk Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2011 yang mencapai Rp 150 miliar dengan jumlah sampel sekitar 280.000 rumah tangga.
Share this article on :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sahabat-sahabat blogger sudah menyempatkan diri untuk berkunjung di blog saya.

Silahkan sahabat-sahabat tinggalkan jejak pada kotak komentar di bawah ini.

Jadilah Komentator yang baik.

Komentar yang mengandung spam akan saya hapus.

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
 
© Copyright 2010-2011 D i t h a All Rights Reserved.
Template Design by Ditha | Published by Ditha Templates | Powered by Dithaisper.blogspot.com.